BABELEKSPOS.COM, BANGKA -Dugaan penyimpangan penyaluran dana Kapal Isap Produksi (KIP) di Perairan Matras oleh Panitia KIP kian ramai menjadi pemberitaan di sejumlah media online.
Terlebih setelah munculnya pemberitaan berjudul “Soal Dugaan Penyimpangan Aliran Dana Kompensasi, PH Panitia KIP Matras Pilih Bungkam”
Diketahui sebelumnya, pihak Budiyono sendiri selaku Penasehat Hukum Panitia KIP enggan memberikan konfirmasi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp terkait pernyataan beberapa narasumber yang menyebut dana Kompensasi KIP Matras dan sekitarnya tidak jelas, kendati pesan konfirmasi diketahui sudah dibaca, ia hanya menjawab Wa’alaikum salam.
Demikian juga saat dihubungi melalui sambungan telepon, meski statusnya dalam keadaan online, pihak Budiyono tetap enggan merespon ketika hendak dimintai keterangan atau konfirmasi oleh wartawan.
Namun anehnya, Penasehat Hukum Panitia KIP ini justru mengeluarkan pernyataan di media advokatnews.com yang menyebutkan jika pemberitaan di beberapa media Babel adalah hoaks.
“Saya selaku penasehat hukum Panitia KIP Matras menegaskan bahwa semua pemberitaan itu adalah bohong dan tidak benar alias Hoax,” sebut Budiyono seperti dalam pemberitaan media online advokatnews.com, Senin (15/08/2022) malam.
Dalam pemberitaan tersebut, pernyataan Budiyono itu diungkapkan dalam konferensi pers di Mega Resto Sungailiat yang dihadiri oleh para pihak diantaranya pengurus masjid, para ketua RT dan Kepala Lingkungan ketua Nelayan serta masyarakat Matras.
Dalam pemberitaan itu juga disebutkan bahwa para ketua RT mulai dari RT 01 sampai dengan RT 06 hadir dalam acara ini juga menerangkan, bahwasanya setiap dana yang masuk dari panitia KIP masuk ke rekening RT masing masing lalu oleh para ketua RT langsung dibagikan kepada masyarakat terdampak yang nama namanya sudah terdaftar.
Namun mirisnya, saat media ini mengkonfirmasi kepada Kepala Lingkungan Matras, Anggi Maisya terkait kebenaran pemberitaan yang diterbitkan advokatnews.com yang kemudian di copy paste perkaranews.com. Kaling Matras ini langsung merespon dan menegaskan bahwa dirinya tidak diundang dalam konfrensi pers di Mega Resto Sungailiat.
“Di situ mereka menyebutkan ku hadir di situ padahal ku dk d (tidak) hadir di situ,” ungkap Anggi Maisya.
Lebih jauh disampaikan Anggi, sebagian RT yang hadir dalam konfrensi pers tersebut, merasa dijebak.
“RT ni terjebak. Dia orang juga tidak tau kalau akan dimasukkan berita oleh wartawan. Kami geh (juga) dak tahu, ngape ade wartawan kik (dan) Budiono, kami dibell wak Bul mendadak. Kata salah satu RT, saat saya klarifikasi terkait kedatangan RT ke Mega Resto,” ungkap Kaling Matras.
Disampaikan Kaling Matras, bahwa kedatangan RT ke Mega Resto karena mereka diundang untuk membahas soal kompensasi KIP.
“Kami diminta datang ke Mega Resto. Ade Rin kik Rudi kate e. Nak ngomong masalah kompensasi warga,” kata Kaling menirukan ucapan salah satu RT.
Saat Kaling Matras menanyakan kepada RT, apakah para RT tau kalau akan diberitakan? RT ini mengatakan kalau tau ada wartawan maka tidak akan datang.
“Kalu kek ade wartawan macam itu. Kami gak datang ke situ. Kami nyangka antara kami RT, kek kaben Rin bae ,” sebutnya.
Lantas bagaimana dengan pemberitaan yang menyebutkan para ketua RT mulai dari RT 01 sampai dengan RT 06 hadir dalam acara ini juga menerangkan, bahwasanya setiap dana yang masuk dari panitia KIP masuk ke rekening RT masing masing lalu oleh para ketua RT langsung dibagikan kepada masyarakat terdampak yang nama namanya sudah terdaftar.
“Kami RT dak sikok aben yang ade ngomong. Boleh dicek,” kata RT ini.
“Yang ditanya (oleh wartawan, red) aji Bas kik pak Putra,” sambungnya.
Sementara dari informasi yang diterima, kedua orang tersebut diduga merupakan orang-orang yang pro kepada panitia KIP Matras. Jadi wajar jika keduanya berstatement seperti itu. (red)
Komentar